Anak Muda Lakukan Konservasi Badak Jawa

 
Di RBT episode 3 kali ini, Teens Go Green Indonesia mengangkat tema “Anak Muda dan Konservasi Badak Jawa” dengan dokter Gita Alvernita Andre sebagai narasumber. Dokter Gita merupakan seorang dokter hewan yang tergabung di dalam suatu kegiatan bernama “Javan Rhino Expedition”. 
 
“Javan Rhino Expedition” ini merupakan suatu kegiatan yang dibentuk oleh sekelompok anak muda, dimana kegiatan ini berfokus pada konservasi badak jawa. Awal mula dibentuknya kegiatan ini yaitu karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan isu badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang keberadaannya terancam punah. Oleh karena itu, “Javan Rhino Expedition” dibentuk untuk mengedukasi masyarakat, terutama anak muda terkait dengan isu badak jawa ini. Menurut dokter Gita, sangat penting bagi anak muda untuk mengetahui isu badak jawa ini karena anak muda nantinya akan menjadi penerus dari kegiatan konservasi badak jawa yang dilakukan.

“Javan Rhino Expedition” telah melakukan berbagai kegiatan seperti ekspedisi langsung ke Taman Nasional Ujung Kulon dan juga ke daerah tempat masyarat sekitar serta melakukan berbagai kegiatan webinar mengenai isu badak jawa selama pandemi. Selain itu, dalam rangka merayakan World Rhino Day pada tanggal 22 September 2020, “Javan Rhino Expedition” menerbitkan sebuah buku yang berisikan jurnal fotografi dan juga narasi mengenai badak jawa. Kegiatan webinar dan penerbitan buku tersebut merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menyebarluaskan informasi mengenai isu badak jawa ke seluruh lapisan masyarakat.

Dokter Gita mengatakan bahwa konservasi badak jawa ini perlu dilakukan karena jumlah populasi badak jawa yang sangat kecil yaitu hanya sekitar 74 ekor dan keberadaannya hanya ada di Indonesia, tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon. Selain jumlah populasinya yang kecil, Taman Nasional Ujung Kulon yang merupakan tempat tinggal badak jawa ini letaknya sangat dekat dengan gunung aktif merapi yaitu Krakatau. 
 
Hal ini menyebabkan keberadaan badak-badak jawa menjadi terancam. Faktor lain yang menyebabkan keberadaan badak jawa terancam punah yaitu adanya perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah tersebut dapat menyebabkan badak mengalami kecacatan, penurunan kualitas genetik, dan juga penurunan kualitas imun. Namun, perkawinan sedarah pada badak ini dapat dicegah dengan cara pembukaan kantong populasi baru. Pembukaan kantong populasi ini dilakukan dengan cara menyeleksi badak betina dan jantan yang produktif. Selain itu, infeksi silang antar badak dan ternak milik warga sekitar juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keberadaan badak jawa terancam punah. Infeksi silang tersebut dapat terjadi karena warga yang pada umumnya melakukan kegiatan mengembala ternaknya di Taman Nasional Ujung Kulon.

Tanpa kita sadari, ternyata banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan badak jawa terancam punah. Oleh sebab itu, di RBT ini dokter Gita berpesan bahwa apapun latar belakang kita, sebagai anak muda kita harus ikut berperan dalam kegiatan konservasi badak jawa. Untuk berperan dalam kegiatan konservasi tersebut kita tidak harus melakukan suatu penelitian, tetapi kita juga dapat melakukannya dengan membuat suatu konten seperti video, foto, atau narasi mengenai isu badak jawa, sehingga kita sebagai anak muda dapat menyebarluaskan informasi mengenai isu badak jawa ke seluruh lapisan masyarakat.

---

Catatan ini dibuat oleh :

Nurul Afifah atau yang akrab disapa Nurul adalah seorang anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang content writing. Saat ini Nurul sedang berkuliah di Universitas Padjadjaran jurusan Teknologi Pangan. Nurul mulai bergabung di Teens Go Green Indonesia sebagai Volunteer batch 2 pada tahun 2020.

Posting Komentar

0 Komentar