Mengenal dan Memahami Perubahan Iklim di Indonesia

Mengenal dan Memahami Perubahan Iklim di Indonesia
Pelaksanaan Kegiatan Kelas Belajar Lingkungan pada tanggal 22 November 2020 telah memasuki KBL Pertemuan 5. KBL kali ini mengangkat tema “Perubahan Iklim”  bersama Kak Lia Zakiyyah yang merupakan Associate Researcher at Institute of Sustainable Earth and Resources, Universitas Indonesia. Kegiatan KBL pertemuan kelima dibuka dan dipandu oleh MC, yaitu Aisyah dari TGG 2020. 

Di awal pemaparan materi Kak Lia menjelaskan definisi dari perubahan iklim. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca. Banyak dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim, yaitu terjadinya bencana alam seperti longsor, banjir di suatu daerah di mana daerah lain malah terjadi kekeringan, bahkan terjadinya bencana alam siklon tropis yang sebelumnya jarang terjadi sekarang makin sering terjadi, dan kebakaran hutan yang semakin banyak, hingga sejumlah 2000 pulau di Indonesia lenyap pada tahun 2030 karena kenaikan permukaan air laut. 

Perubahan iklim juga berdampak bagi makhluk hidup, seperti 16 juta orang terancam akibat permukaan kenaikan air laut karena banyak masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, sekitar 50% dari spesies mengalami resiko punah. Perubahan iklim ini membuat lautan pun ‘menderita’ karena peningkatan suhu mengakibatkan panas yang berlebihan. Panas yang berlebihan tersebut sekitar 93% terserap oleh lautan karena jika tidak terserap oleh lautan maka daratan akan terasa sekali panasnya. Tapi di satu sisi ekosistem laut juga akan terdampak, misal terumbu karang yang mengalami perubahan warna menjadi memutih karena selain akibat dari panas, kadar asam di lautan juga meningkat.

Perubahan iklim diakibatkan dari emisi gas rumah kaca. Sebenarnya gas rumah kaca bermanfaat untuk bumi karena membuat suhu di bumi menghangat. Sebelum terjadinya revolusi industri, jumlah gas rumah kaca tersebut cukup untuk menjaga kestabilan ekosistem di bumi, namun karena sekarang banyak sekali aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca menjadikan suhu di bumi semakin panas. Contoh sumber gas rumah kaca terbesar adalah pertambangan batu bara dan pembangkit listrik. Hal kecil yang dilakukan manusia yang dapat mengeluarkan emisi gas rumah kaca adalah mengisi daya baterai handphone

Penyampaian materi Perubahan Iklim di Indonesia oleh Kak Lia Zakiyyah
Penyampaian materi Perubahan Iklim di Indonesia oleh Kak Lia Zakiyyah

Pada industri pertanian terutama peternakan juga menghasilkan banyak emisi gas rumah kaca karena pada sektor peternakan banyak energi yang digunakan untuk membesarkan hewan ternak dan transportasi dari hasil peternakan tersebut. Selain itu pembakaran lahan turut menjadi sumber gas rumah kaca. Saat ini sektor yang menghasilkan jumlah gas rumah kaca terbesar ada pada sektor energi terutama energi fosil serta sektor lahan dan kehutanan karena adanya deforestasi dan kebakaran hutan. Jumlah populasi di Indonesia juga turut menjadi penyebab meningkatnya gas rumah kaca dalam hal penggunaan transportasi yang semakin banyak karena masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang menggunakan transportasi pribadi baik mobil maupun motor dan juga penggunaan listrik rumah tangga yang besar.

Jadi emisi gas rumah kaca yang meningkat dapat menimbulkan efek rumah kaca dan mengakibatkan pemanasan global. Pemanasan global dapat merubah iklim sehingga terjadi ketidakseimbangan lingkungan dan akihrnya menyebabkan bencana alam.

Pada tahun 2015 telah disepakati Persetujuan Paris yang berisi bahwa negara maju maupun negara berkembang bersama – sama menghadapi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca di negaranya masing–masing. Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% atau menurunkan sebesar 41% jika terdapat bantuan internasional. Tujuan dari Persetujuan Paris adalah untuk mencegah kenaikan suhu bumi di bawah 2˚C dan mengusahakannya hingga 1,5˚C. Hal ini menjadi tantangan di setiap negara termasuk Indonesia.

Bagaimana agar membuat masyarakat melukan aksi untuk perubahan iklim?

Aksi perubahan iklim ini menjadi hal yang sulit dilakukan maka dari itu diperlukan peran kita untuk menyempaikan pesan mengenai isu ini kepada orang – orang di sekitar kita karena sebenarnya perubahan iklim adalah behavioral problem. Maka hal yang dapat kita coba adalah :

1. Tahu

Membuat orang lain mengetahui tentang pentingnya perubahan iklim dan dampaknya, serta bagaimana mendekatkan isu iklim dengan keseharian kita.

2. Mau

Banyak orang sudah tahu namun tidak semua mau melakukannya. Bangun kepercayaan bahwa orang terdekat menginginkan mereka untuk melakukan hal tersebut dengan norma sosial yang berlaku. Kak Lia menceritakan ketika beliau tinggal di Belanda dan ingin pulang menggunakan trem, teman – temannya terlihat kaget dan heran kenapa dia tidak bepergian menggunakan sepeda. Bersepeda di Belanda merupakan norma sosial dan orang – orang di negara tersebut terbiasa bersepeda.

3. Mampu 

Tahu dan mau tidak cukup untuk membuat aksi jika kita tidak mampu. Misal kita tahu bahwa solar panel baik untuk lingkungan dan mau menggunakannya, namun kita tidak mampu untuk membelinya karena harganya yang mahal. Bagian ini juga penting karena adanya kemampuan ini dapat mempermudah aksi kita tersebut dalam perubahan ini.

Banyak kearifan lokal di Indonesia yang sebenarnya baik untuk lingkungan. Contohnya membungkus makanan menggunakan daun dan Nyepi karena hal tersebut dapat membantu mengurangi emisi karbon.

Menanam pohon dan mangrove serta jangan terlalu konsumtif juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Kak Lia menyarankan kepada anak muda untuk lebih peduli terhadap politik karena jika kita memilih pemimpin yang pro iklim maka kebijakan yang dibuat nantinya juga baik untuk iklim dan dampaknya akan lebih besar dibandingkan dengan aksi – aksi individu.

Ada beberapa hal yang dapat dilukan oleh diri sendiri, yaitu :  

  • Get Smart

Mencari informasi yang banyak mengenai isu iklim. 

  • Get Loud

Penting untuk kita menyuarakan dan mengajak orang lain melakukan hal yang sama. 

  • Get Active

Membuat gerakan atau komitmen pribadi untuk mengurangi perubahan iklim tersebut.

Pemaparan materi ditutup dengan sesi tanya jawab dengan peserta KBL. Peserta KBL terlihat antusias untuk mengikuti diskusi tanya jawab ini dan pada sesi ini hanya empat peserta yang dapat mengajukan pertanyaan karena adanya keterbatasan waktu.

Banyak kegiatan sehari – hari yang dilakukan dari kita yang meningkatkan emisi gas rumah kaca yang pada akhirnya akan merubah iklim. Namun kita juga memiliki pilihan untuk berkegiatan yang lebih ramah terhadap lingkungan, seperti memilih untuk menggunakan transportasi umum atau hemat penggunaan listrik di rumah dengan mematikan lampu dan elektronik yang tidak terpakai. Hal ini dapat kita mulai dari diri kita sendiri yang lama – kelamaan juga akan menular kepada yang lain. Isu mengenai iklim ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu orang, karena hal kecil yang dilakukan banyak orang akan berdampak besar bagi lingkungan. 

Dokumentasi Kelas Belajar Lingkungan Perubahan Iklim
Dokumentasi Kelas Belajar Lingkungan Perubahan Iklim di Indonesia

----

Cerita ini dibuat oleh :

Fildzah Hanifatiningsih atau akrab disapa Fildzah adalah seorang anak muda yang memiliki ketertarikan pada dunia literasi dan content writing. Saat ini Fildzah sedang berkuliah di IPB University jurusan Ilmu Ekonomi semester 5. Fildzah bergabung dalam Teens Go Green sebagai Volunteers pada tahun 2020 di batch 2.

Posting Komentar

0 Komentar