Belajar Menjadi Relawan Muda bersama Indorelawan



Pada pertemuan kedua Kelas Belajar Lingkungan (KBL) yang diadakan pada tanggal 1 November 2020 ini, mengangkat tema "Relawan Muda" dimana pematerinya adalah Kak Rukita Widodo yang merupakan Senior Project Officer Indorelawan. Indorelawan sendiri merupakan situs untuk mencari berbagai komunitas relawan dan aksi sosial terbesar di Indonesia. KBL kali ini dipandu oleh Kak Dede sebagai MC dan Kak Wirda sebagai moderator. 
 
Pemaparan materi oleh Kak Rukita yang pertama dimulai dengan definisi dari kerelawanan. 
 
Definisi kerelawanan terdiri dari 4 poin penting, antara lain :
  1. Melakukan sesuatu dengan sukarela;
  2. Mengorbankan waktu dan tenaga;
  3. Aktivitas tersebut memberikan keuntungan positif bagi lingkungan atau organisasi yang dibantunya;
  4. Tidak didasari motivasi untuk mendapatkan imbalan uang.

Indorelawan mencatat ada 100.000 lebih orang per Agustus 2019 yang tergabung menjadi relawan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa mayoritas yang tergabung menjadi relawan adalah yang berusia 18-30 tahun, yaitu sebesar 88,6%, dan sebagian besar masih duduk di bangku kuliah, yaitu dengan persentase 68,7%. Hal ini dikarenakan rentang usia 18-30 tahun merupakan usia produktif dan aktif, serta masa mencari jati diri terutama yang masih duduk di bangku kuliah. Kebanyakan yang tergabung menjadi relawan adalah perempuan yaitu dengan persentase 68,7%.

Isu atau masalah sosial saat ini sangatlah luas. Berdasarkan data yang didapat Indorelawan per Agustus 2019, terdapat 5 isu sosial yang paling dicari dan digeluti oleh relawan, antara lain lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan masyarakat. Bidang lingkungan menjadi yang paling diminati saat ini, dikarenakan permasalahan lingkungan di Indonesia yang semakin kompleks.

Bagian penting dari sejarah kerelawanan di Indonesia salah satunya adalah relawan kebencanaan. Berawal dari tragedi bencana nasional yang dulunya terjadi, seperti yang terjadi di Aceh, di Yogyakarta, di Lombok, dan di Palu. Saat itu banyak sekali bantuan secara nasional maupun international, dan salah satu bentuk bantuannya adalah relawan. Namun jauh sebelum semua itu, ada peristiwa Sumpah Pemuda, yang digagas atas dasar semangat gotong royong dan persatuan. Bisa dibilang bahwa Sumpah Pemuda menjadi tonggak awal dari kerelawanan Sumpah Pemuda di Indonesia.

Kerelawanan memiliki beberapa prinsip, antara lain :
Values – Mission
 
Isu yg dipilih dan waktu yang diluangkan oleh relawan sejalan dengan nilai-nilai dan kapasitas yang dimiliki relawan, sehingga dapat menumbuhkan komitmen bagi relawan
 
Expectation/Harapan
 
Ekspektasi relawan terhadap organisasi sejalan dengan apa yang diinginkan oleh organisasi terhadap relawan. Motivasi dan skills relawan sejalan dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Prinsip ekspektasi ini dapat diukur saat proses seleksi relawan.

Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari bergabung dalam kegiatan maupun komunitas kerelawanan. Manfaat yang paling terasa yaitu rasa empati kita menjadi semakin besar. Empati sendiri merupakan kemampuan kita untuk berbagi dengan orang lain, memikirkan tentang orang lain dan peduli/berbuat sesuatu terhadap orang lain. 
 
Empati tidak hanya menghubungkan kita dengan orang lain, tetapi juga menginspirasi kita untuk selalu memberikan bantuan kepada orang lain. Jadi, menjadi seorang relawan dapat membuat kita menjadi lebih peka dan peduli terhadap sekitar, menjadi pribadi yang lebih terbuka, dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.

Sebuah hasil penelitian dari University of Surrey menjelaskan bahwa “terdapat perbedaan yang kontras antara perilaku prososial dengan perilaku narsisis; orang-orang dengan tingkat empati yang rendah dan terlalu sibuk dengan dirinya sendiri (narsisis), kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan prososial seperti menjadi relawan atau beramal."

Sebagai penutup materi, Kak Rukita menjelaskan tentang best practices atau beberapa contoh kegiatan kerelawanan, yang melibatkan Indorelawan sebagai partner di bidang lingkungan, antara lain :
 
1. World Cleanup Day
Dalam kegiatan ini, Indonesia menjadi negara dengan relawan terbanyak dan jumlah sampah yang terkumpul terbanyak dibandingkan World Cleanup Day di negara lain.
 
2. Relawan Campaigner

Kegiatan kerelawanan ini berupa mempublikasikan materi-materi kampanye melalui sosmed masing- masing relawan, agar lebih banyak orang yang aware dan peduli dengan permasalahan sekitar.
 
3. Campaigner #HariHutanIndonesia

----
 
Setelah memaparkan materi, Kak Rukita juga memberikan tips bagi relawan yang masih duduk di bangku sekolah maupun kuliah, dimana memang mayoritas relawan adalah kalangan muda. Tips tersebut adalah bagaimana cara membagi waktu antara kesibukan sekolah dan menjadi relawan, yaitu dengan menentukan prioritas terlebih dahulu dan dipertimbangkan realistis atau tidaknya. Maksudnya adalah menyesuaikan kegiatan kerelawanan yang akan diikuti dengan waktu luang di antara kesibukan yang dihadapi, memilih kerelawanan yang sekiranya tidak memberatkan kita, dan juga mengikuti kerelawanan sesuai dengan minat dan passion.
 
Sebelum menutup KBL di pertemuan kedua ini, ada sesi game yang merupakan agenda rutin dari KBL ini, yang bertujuan untuk ice breaking agar suasana menjadi lebih menyenangkan bersama audiens. Kemudian KBL ditutup dengan sesi foto bersama dan mengerjakan post test terkait materi pada pertemuan ini.

 
Kelas Belajar Lingkungan (KBL) yang diselenggarakan oleh Teens Go Green ini diadakan setiap hari Minggu, yang mengangkat tema yang berbeda-beda setiap minggunya terkait pengetahuan atau isu lingkungan. Diadakannya KBL bertujuan untuk memfasilitasi bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan mengenai isu lingkungan. 
 
Teens Go Green sendiri merupakan komunitas kerelawanan di Indonesia yang bergerak di bidang lingkungan, dalam pengembangan minat, pengetahuan dan aksi cinta lingkungan dengan konsep edutainment dan sukarela. Visi dari Teens Go Green antara lain sebagai komunitas muda yang aktif sebagai penggerak lingkungan dan untuk membentuk agen-agen baru 'Virus Cinta Lingkungan' di kalangan anak muda melalui edukasi lingkungan.

----
Catatan ini ditulis oleh :
 
Alvin Annayya Habibah atau biasa disapa Alvin bisa juga Nayya, adalah seorang anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang seni, utamanya di bidang tarik suara. Saat ini, Ia menempuh studi jurusan Kimia di Universitas Negeri Malang semester 3. Ia bergabung dalam Teens Go Green sebagai volunteer di Batch 2 pada tahun 2020.

Posting Komentar

0 Komentar