Mengenal Keanekaragaman Hayati, Mengubah Gaya Hidup, lalu Berkomitmen
Inilah ikrar kami,
Meski tak banyak yang bisa kami berikan untuk sedihmu..
Kami telah berikrar,
Tuk membuatmu tersenyum...
Menghijau seperti ilalang...
Membiru diatas samudra...
Dengan kutub yang memutih ditemani salju...
Seperti yang kukenal dahulu....
Bumiku, Karya Bambang Sutrisno
Matahari baru beranjak. Udara segar masih terasa. Pagi itu, Minggu, 17 April 2011 kawasan Ecopark, Ancol telah ramai. Terlihat berjejer tenda-tenda yang akan diisi oleh komunitas-komunitas lingkungan. Beberapa terlihat sedang merapikan stand-stand mereka. Lainnya bahu-membahu mengangkat barang-barang yang akan diisi di stand. Sebagai bagian dari komunitas Teensgogreen, saya pun turut melakukan hal yang sama. Menyulap stand sedemikian rupa sehingga berubah menyerupai sebuah studio foto. Memang itulah rencana awal kami.
Tepat pukul 08.00 WIB pengunjung telah ramai. Semua stand komunitas telah siap untuk beraksi memamerkan karyanya. Sebenarnya, lokasi acara ini terbagi menjadi dua buah bagian, bagian depan adalah panggung, dan bagian belakang adalah lokasi stand komunitas yang dibuat berjejr melingkar. Dibagian tengahnya terdapat tiga buah stand yang agak besar sebagai “center of the stand”. Itulah stand Keanekaragaman Hayati, Green Life Styledan Komitmen.
Mengenal Keanekaragaman Hayati sekitar
Kita rasanya tak perlu jauh untuk menemukan adanya keanekaragaman hayati di sekitar kita. Agaknya itulah yang coba digalakkan oleh teman-teman Jakarta Bird Society (JBS). Melalui komunitasnya yang focus terhadap burung, komunitas ini mencoba mendata beragam jenis burung yang ada di kawasan Kota Jakarta ini. Melalui kegiatan bird watching kita diajak untuk belajar mencari dan mengenali jenis burung yang ada di sekitar kita. Tak susah ternyata, cukup dengan membidikkan teropong binokuler ke dahan-dahan pohon, kita akan bisa menemukan salah satu jenis burung yang ada di kawasan Ecopark ini.
Mengubah Gaya Hidup
Setelah mengetahui adanya keanekaragaman hayati di sekitar kita, agaknya memang cocok jika kita memperhatikan diri kita, termasuk semua kebiasaan kita. Sudahkah kita menerapkan gaya hidup ramah lingkungan? Teman-teman Jerami (Jejak Ramah Bumi), Bogor mencoba berbagi pengalaman mengenai gaya hidup ramah lingkungan di stand mereka.
Disini kalian akan diajari bagaimana memanfaatkan produk yang tak terpakai agar lebih bernilai ekonomis. Salah satu contohnya adalah gantungan kunci lucu yang dibuat dari tutup botol. Ada juga bingakai unik dari kertas bekas. Selain itu, bagi kalian yang hobi melukis, kalian bisa mencoba workshop menggunakan pewarna alami.
Sebuah Komitmen
Mengenal keanekaragaman hayati di sekitar, mengubah gaya hidup, lalu berkomitmen. Inilah hidden message yang coba kita raih dari acara ini. Setelah mengetahui bagaimana keanekaragaman hayati di sekitar kita, lalu mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan, kini saatnya kita untuk berkomitmen. Dalam bentuk apa?
Nah, teman-teman Teensgogreen, Jakarta mencoba menarik komitmen pengunjung dengan menyediakan space foto session. Di stand ini kita diperbolehkan untuk berfoto dengan sebuah tag komitmen yang kita pilih. Ada hemat air, hemat listrik, pencinta transportasi umum, recycle, bike everywhere, Styrofoam no thanks, dan sebagainya. Foto nantinya akan diupload di social media sebagai salah satu bentuk kampanye dalam rangka hari bumi. Diharapkan dengan mengambil tag komitmen sesuai yang kita inginkan, kita bisa menerapkan komitmen tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain berfoto, stand ini juga berisi informasi mengenai kampanye anti Styrofoam. Hal lain yang tak kalah menarik adalah face painting. Melalui gambar yang ditorehkan, sebuah hidden message mencoba disampaikan kepada pengunjung. Berfoto dengan wajah di- face paintingtentu akan lebih menarik.
Styrofoam no, Thanks!
Banyak yang tidak menyadari bahaya si benda putih ringan ini. Diam-diam jejaknya sudah mencemari lingkungan kita. Pembuatannya pun turut memperburuk kondisi ozon dengan digunakannya CFC. Agaknya inilah yang coba digalakkan teman-teman Teensgogreen. Sejak 2009 lalu, teman-teman teengogreen turut mendukung Ancol untuk membebaskan kawasannya dari benda putih ringan ini. Agaknya kini usaha itu terlihat gemilang. Para pedagang Ancol yang menjadi konsumen pemakai Styrofoam kini sudah tidak lagi memakai Styrofoam. Ancol dengan ketat melarang pedagang untuk menggunakan kemasan Styrofoam.
Pagi tadi, sejak saya tiba di stand dan memperhatikan beberapa stand makanan, saya sempat kaget melihat ada tumpukan benda putih berjejer rapi. Dari kejauhan memang bentuknya mencurigakan. Setelah saya mendekat ternyata itu adalah kemasan penggati Styrofoam berbahan plastic. Sekilas bentuknya sama seperti Styrofoam, namun lebih tipis. Mungkin ini bisa menjadi alternatif bagi para pedagang untuk beralih dan tidak lagi menggunakan Styrofoam. Styrofoam no, thanks!
Bike To Work
Bersepeda selain membuat badan sehat juga turut membantu mengurangi pemanasan global karena bersepeda tidak memerlukan bahan bakar yang menghasilkan polusi. Salah satu komunitas yang terlihat ramai di acara aksiku untuk bumi adalah Bike to Work. Lengkap dengan atribut saat bersepeda, helm, kaca mata dan sebuah tas kecil, para penggiat komunitas ini ramai berkunjung dari satu stand ke stand lainnya. Di stand komitmen mereka antusias berfoto menunjukkan komitmen mereka dengan memegang tag “Bike Everywhere”.
Epilog
Hari ini, sebenarnya hanyalah serangkaian kecil dari jutaan, bahkan miliaran kegiatan yang ada di bumi. Di tempat lain di belahan bumi lain, mungkin terdapat serangkaian acara yang sama seperti ini. Hari inilah sebenarnya kita belajar untuk mulai berkomitmen. Tidak sekedar berfoto lantas memamerkannya di social media. Jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana kesiapan kita menerapkan komitmen yang telah kita ikrarkan untuk menjadi bagian dari kehidupan kita. Act Now!
Ditulis oleh Bambang Sutrisno (www.bamsutris.com)
0 Komentar