Youth For the Future Day 1: Youth Action to Solve Plastic Pollution in the Ocean

 

 

Youth Action to Solve Plastic Pollution in the Ocean adalah tema yang diusung oleh Teens Go Green Indonesia untuk webinar hari pertamanya yaitu Youth For the Future. Webinar hari pertama dengan narasumber Kieran Kelly sebagai Director of Ocean Integrity Indonesia yang memiliki banyak pengalaman terhadap laut dan Kristi Helena R. Tanjung sebagai Communication Manager of  Divers Clean Action.

Anak muda memiliki peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Bumi, terutama di Indonesia dalam permasalahan lingkungan. Dimulai saat kecil tinggal di daerah pantai hingga saat tumbuh dewasa berhubungan dengan pantai. Ketika ia memancing, ia menemukan sampah plastik yang awalnya sedikit, tetapi lama kelamaan sampah plastic itu semakin banyak sehingga menimbulkan pertanyaan, yaitu bagaimana bisa terdapat sampah plastik di laut dan apa yang terjadi jika sampah plastic dicerna oleh ikan atau hewan laut lainnya? Hal tersebut merupakan alasan Kieran Kelly untuk focus menjadi aktivis lingkungan dengan membentuk perusahaan, yaitu RIO (Restoring Integrity to the Oceans).

Di Indonesia sampah lebih banyak ditemukan di laut dibandingkan di jalan. Banyak data atau riset yang mengatakan bahwa akan lebih banyak plastik dibanding ikan. Mr. Kelly merasa di Indonesia sudah seperti itu dan plastic tersebut akan berbahaya di masa yang akan dating karena akan menjadi microplastic kemudian nanoplastik yang akan dicerna oleh ikan atau hewan laut lainnya. Masa depan Indonesia dan Bumi bergantung pada lautnya, bisa dari segi pariwisata, komoditas ikan, dan lain-lain sehingga kita harus melakukan sesuatu terkait hal ini. Program yang dilakukan oleh RIO adalah recycling sampah-sampah yang sudah dibersihkan sehingga menjadi komoditas yang dapat meningkatkan perekonomian warga yang ada di pantai. Kegiatan tersebut tidak hanya menyelesaikan permasalahan lingkungan sajak arena sampah akan terkelola, tetapi menyelesaikan permasalahan kemanusiaan juga. Banyak orang mendapatkan pekerjaan yang layak kemudian mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya karena dapat memanfaatkan sampah menjadi komoditas berharga yang bisa dijual.

Polusi plastik di laut adalah masalah yang sangat kompleks, lebih dari 2/3 wilayah di Indonesia adalah perairan dan kita sangat bergantung pada lautan untuk banyak hal. Kristi Helena R. Tanjung merupakan lulusan Kesehatan Masyarakat dan memilih untuk bergabung di DCA (Divers Clean Action) karena melihat organisasi ini berisi anak muda yang tidak hanya bicara saja, tetapi ada aksinya juga. DCA adalah NGO yang berbasis anak muda dan dipimpin oleh anak muda dengan focus isu sampah laut dan sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjalankan programnya. DCA memiliki berbagai macam program menarik dalam membantuk mendapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik di laut. Terbentuknya DCA karena pengalaman dari founder-nya yang merasakan perubahan signifikan terhadap keadaan laut di Kepulauan Seribu sehingga program-program yang ditawarkan oleh DCA sebagian besar dilakukan di Kepulauan Seribu.

Program DCA terbagi menjadi empat, yaitu marine debrish research, campaign and workshop, community development, dan CSR and EPR facilitator. Program ini tentunya berbasis data karena menurut mereka jika tidak memiliki data maka akan sulit untuk bergerak meyakinkan orang lain. Salah satu programnya, yaitu Cleanup yang memiliki guideline dalam pelaksanaanya agar mendapatkan data dan solusi tepat guna. Kemudian, setelah memiliki data tentunya harus membuat program dan salah satu program yang ditawarkan oleh DCA adalah SOSIS (Save Our Ocean and Small Islands). Tujuan dari program ini adalah meminimalisir sampah yang tidak terkelola baik dengan memonitor system sampah di sana dan mengajak kolaborasi pihak yang berada di daaerah tersebut untuk mengelola  sampahnya dengan baik. Selama dijalankannya program ini sudah 1.114 rumah yang sudah diedukasi secara door to door,  asistensi ke 53 peserta PPSU dan PJLPLH, 83 penyedia wisata yang sudah kami training, sebanyak 599 pelajar dan guru ikut berpartisipasi untuk mengurangi sampah, dan 100 peserta mengikuti FGD (Focus Group Discussion).

Program yang dilakukan oleh RIO dan DCA hanyalah segelintir dari usaha yang ada untuk memecahkan sampah plastik terutama di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai anak muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa harus bahu membahu untuk menyelesaikan persoalan ini. Langkah awal untuk bergerak atau berkontribusi dalam permasalahan ini tentunya tidak mengikuti “siklus setan”, yaitu siklus ketika gagal kemudian tidak melakukan apapun, gagal lagi dan akhirnya menyalahkan orang atau pihak lain. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya isu plastic terutama di Indonesia sehingga teman-teman dan orang lain dapat berkontribusi dalam usaha untuk mengurangi permasalahan sampah plastic ini.

Posting Komentar

0 Komentar