Kami Merayu Bumi: Suara Kaum Muda dari Tepian Ciliwung untuk Laut dan Lingkungan yang Lebih Biru

TGGI Ber-Kelana 006 di Tepian Ciliwung

Pagi ini, dari tepian Sungai Ciliwung di Depok, kami—anak-anak muda dari berbagai latar belakang—datang bukan sekadar berjalan, bermain, atau berbagi tawa. Kami datang membawa keresahan, cinta, dan harapan. Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia, Teens Go Green Indonesia menggelar Ber-Kelana edisi ke-6, sebuah ruang aksi dan refleksi yang kami dedikasikan untuk bumi yang semakin terluka.

Dengan tema "Untuk Bumi Lebih Biru", kegiatan ini mengajak kami memahami bahwa sungai dan laut bukan hanya latar belakang dari masalah lingkungan—tetapi pusat dari kehidupan itu sendiri. Melalui kolaborasi bersama Yayasan Plan International Indonesia dan MDMC Indonesia lewat program Urban Nexus, serta dukungan dari Pocari Sweat Eco Blue School, Komunitas Sahabat Sungai Sukahati, dan Komunitas Mata Air Cipucuk Ampel, kami menyatukan langkah untuk belajar, bergerak, dan bersuara.

Kami memulai pagi dengan menanam pohon, seolah ingin mengatakan bahwa masa depan masih bisa ditumbuhkan. Lalu kami berjalan menyusuri bantaran Ciliwung, memungut sampah yang bukan milik kami—tapi tanggung jawab kami. Dalam diskusi, kami bicara soal air yang semakin tercemar, laut yang semakin asing bagi ikan, dan bumi yang lelah karena terlalu lama memikul beban keserakahan manusia. Namun kami juga bicara tentang harapan—bahwa perubahan masih mungkin terjadi jika kita bersatu.

“Melalui Ber-Kelana, kami tidak hanya ingin bersih-bersih sungai, tapi juga bersih-bersih cara pikir. Bahwa lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau LSM, tapi milik kita semua. Dan anak muda punya kekuatan untuk memulainya,” ujar Bambang Sutrisno, Direktur Eksekutif Teens Go Green Indonesia.

Kami tahu, satu kali jalan kaki tak akan menyelamatkan bumi. Tapi kami percaya, setiap langkah kecil yang dilakukan bersama, dengan cinta dan kesadaran, akan menjadi bagian dari gelombang besar perubahan.

Ber-Kelana bukan sekadar program. Ia adalah ruang tumbuh. Ruang untuk mendengar suara sungai. Ruang untuk menjalin kembali hubungan kita dengan alam yang selama ini mungkin kita abaikan.

Posting Komentar

0 Komentar