![]() |
TGGI Berkelana 009 |
Yogyakarta, 27 Juli 2025 — Teens Go Green Indonesia (TGGI) kembali menggelar kegiatan Ber-KELANA edisi ke-9 di Kota Yogyakarta dengan mengangkat tema “Jelajah Oase Hijau di Perkotaan”. Berkolaborasi dengan Pedestrian Jogja, kegiatan ini menjadi ruang reflektif dan eksploratif bagi peserta untuk menyusuri lanskap kota, mengenali ruang hijau tersembunyi, dan memahami pentingnya ruang publik ramah lingkungan yang inklusif.
Dimulai dari Amphiteater Utara Lembah UGM, peserta berkumpul dan mengikuti pembukaan singkat sebelum memulai perjalanan menyusuri trotoar dan jalanan kota. Dalam perjalanan, peserta melewati kawasan Sunday Morning (Sunmor) UGM yang ramai oleh pedagang dan pengunjung. Sayangnya, masih banyak dijumpai penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong kresek dan styrofoam di area jajanan—sebuah catatan penting akan tantangan gaya hidup berkelanjutan di ruang publik.
Rute kemudian berlanjut melewati gerbang UNY yang lebih teduh, tenang, dan dipayungi kanopi alami dari tanaman rambat. Perjalanan berakhir di Taman Senam UNY yang asri, di mana peserta berkumpul dalam lingkaran dan berbagi cerita serta kesan selama perjalanan. Ada yang baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini, ada pula yang merasa menemukan ketenangan dan perspektif baru tentang kota yang mereka tinggali.
Peserta diajak menggambar dan menulis tentang hal menarik yang mereka temukan selama berjalan: dari “hidden gem” hijau di tengah kota, teman baru, suasana jalan yang rindang, hingga pengalaman “me time” yang jarang dirasakan dalam rutinitas harian. “Berjalan jadi menyenangkan karena ada temannya dan kita jadi lebih sadar akan sekitar,” ungkap salah satu peserta.
Abiyyi dari Pedestrian Jogja kemudian mengajak peserta memahami pentingnya ruang ketiga sebagai ruang publik yang bisa diakses dengan nyaman dan aman oleh semua orang. Ia menyoroti bagaimana trotoar dan taman kota bukan hanya jalur atau tempat lewat, tetapi juga ruang interaksi, kontemplasi, dan kehidupan kota yang lebih manusiawi.
Salah satu momen paling reflektif dalam kegiatan ini adalah sesi hening tiga menit yang dipandu oleh Bambang Sutrisno dari Teens Go Green Indonesia. Dalam keheningan yang jarang ditemukan di tengah kota, peserta diajak untuk hadir sepenuhnya—melihat, mendengar, dan merasakan sekeliling mereka. “Waktu terasa lebih lambat, dan kita bisa benar-benar hadir,” kata salah satu peserta.
Ber-KELANA bukan sekadar jalan-jalan, melainkan pemicu untuk membangun hubungan baru—dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan kota. Kegiatan ini diharapkan menjadi pintu masuk untuk anak-anak muda agar lebih terhubung dengan komunitas serta ruang publik yang mendukung kesehatan mental, sosial, dan ekologis.
0 Komentar