Pemuda dari Masyarakat Adat, Keturunan Afrika, dan Lokal Bersatu di Bali untuk Memimpin Gerakan Global untuk Hak Atas Tanah dan Keadilan Iklim

Photo Credits: Matata for RRI and AMAN. GYF, July 2025. Bali, Indonesia.


BALI, INDONESIA – 22 Juli 2025 – KATA Indonesia sebagai koalisi pemuda lintas organisasi yang memperjuangkan keadilan agraria dan keadilan iklim turut mengambil bagian dalam pertemuan pemuda internasional Global Youth Forum (GYF) 2025 yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 22–25 Juli 2025. Forum ini mempertemukan lebih dari 50 pemimpin muda dari Masyarakat Adat, komunitas lokal, dan komunitas Keturunan Afrika dari 27 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk memperkuat solidaritas dan memperluas dampak perjuangan pemuda atas hak atas tanah dan sumber daya alam, serta keadilan iklim.

Forum yang diinisiasi oleh Rights and Resources Initiative (RRI) ini bekerja sama dengan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), serta menggandeng sejumlah jaringan pemuda internasional seperti Asia Young Indigenous Peoples Network (AYIPN), Kenya Indigenous Youth Network, CONAQ dari Brasil, dan REPALEAC dari Afrika Tengah.

Selama empat hari, para peserta terlibat dalam serangkaian diskusi tematik, pemetaan tantangan dan solusi lintas regional, hingga dialog antargenerasi bersama tokoh-tokoh advokasi hak masyarakat adat dan lingkungan, seperti Rene Ngongo (Republik Demokratik Kongo), Solange Bandiaky-Badji (Senegal/AS), Jenifer Lasimbang (Malaysia), dan Rukka Sombolinggi (Indonesia).

GYF juga menjadi ruang kolektif untuk menyatukan hasil proses regional yang telah berlangsung sejak 2023, seperti Lokakarya Solidaritas Pemuda Asia, Manifesto Pemuda Amerika Latin, serta inisiasi jaringan pemuda adat di Afrika. Seluruh proses ini menjadi pondasi untuk menghadirkan narasi dan kepemimpinan pemuda berbasis komunitas menjelang Konferensi Perubahan Iklim COP 30 di Bélem, Brasil, November mendatang.

KATA Indonesia sebagai salah satu hub orang muda di Indonesia dalam isu hak atas tanah, hutan, masyarakat adat dan iklim turut hadir dalam kegiatan GYF yang diwakili oleh Bambang Sutrisno (Teens Go Green Indonesia) dan Hanifah Nur Hidayah (RMI – The Indonesian Institute for Forest and Environment). Selain itu, hadir juga Hero Aprila dan Cindy Yohana dari BPAN yang merupakan bagian dari penyelenggara acara, dan juga tergabung dalam KATA Indonesia. KATA Indonesia menjadi bagian dari representasi pemuda akar rumput dan adat Indonesia yang selama ini berada di garda depan perjuangan agraria dan pelindung wilayah kelola rakyat.

KATA Indonesia menekankan bahwa krisis iklim tidak dapat diselesaikan tanpa menyelesaikan ketimpangan agraria. Pemuda dari komunitas adat, pesisir, pedalaman, dan wilayah urban-miskin tidak boleh lagi dipinggirkan dalam perumusan solusi global. Mereka memiliki pengalaman hidup, pengetahuan lokal, dan semangat kolektif yang justru menjadi kekuatan utama menghadapi krisis iklim.

“Pemuda adat bukan sekadar pewaris identitas, tapi juga penjaga pengetahuan leluhur yang menjadi kunci dalam solusi iklim berkeadilan. Mereka bukan hanya masa depan—mereka adalah pemimpin hari ini,” kata Hero Aprila, Koordinator Nasional BPAN dalam pidato pembukaan.

Global Youth Forum 2025 di Bali menjadi seruan kolektif kepada pemerintah, lembaga donor, dan organisasi internasional untuk mengakui, mendukung, dan mengangkat kepemimpinan pemuda dari komunitas adat, lokal, dan keturunan Afrika yang selama ini berada di garis depan perlindungan bumi.


Posting Komentar

0 Komentar