Yogyakarta, 27 Juli 2025 — Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Klitren Yogyakarta dipenuhi semangat muda yang riang dan penuh kepedulian lingkungan dalam kegiatan Piknik Bebas Plastik yang diselenggarakan hari ini, Minggu, 27 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Pawai Bebas Plastik yang telah berlangsung secara nasional sejak tahun 2019, sebagai upaya untuk terus mendorong pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di berbagai kota di Indonesia.
Di Yogyakarta, kegiatan ini dimotori oleh komunitas Kanca Taman dan berkolaborasi dengan Pedestrian Jogja, Trash Hero Yogyakarta, Lokalogi, Kophi Jogja, dan Teens Go Green Indonesia. Dengan mengusung tema Piknik Bebas Sampah, kegiatan ini menyasar generasi muda untuk belajar dan menerapkan langsung skema guna ulang dalam kehidupan sehari-hari.
Dipandu oleh Abyyi (Koordinator Pedestrian Jogja) dan Maya (Koordinator Kanca Taman), acara berlangsung santai dan menyenangkan. Peserta diajak memahami bahwa solusi gaya hidup minim sampah tidaklah rumit, dan bisa dilakukan melalui kebiasaan kecil yang konsisten. Salah satunya dengan membawa tumbler sendiri untuk membeli kopi di beberapa coffee shop rekanan yang telah mendukung skema guna ulang.
Setelah "jajan kopi tanpa sampah", peserta kembali ke Taman Klitren dan saling berbagi cerita tentang pengalaman menggunakan tumbler pribadi, serta tantangan dan inspirasi dalam menerapkan gaya hidup tanpa plastik. Momen reflektif ini dilanjutkan dengan aksi membuat dan membacakan pledge atau janji komitmen pribadi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Acara ditutup dengan pesan dari para kolaborator dan sesi foto bersama sebagai simbol kolaborasi dan komitmen bersama.
“Mari mulai minim sampah hari ini. Jangan tunggu nanti! Kebiasaan harus dibentuk dan dimulai dari hal kecil hingga menjadi gaya hidup. Dari individu, lalu kita jadikan ini sebagai gerakan kolektif untuk advokasi yang lebih besar,” pesan Bambang Sutrisno dari Teens Go Green Indonesia.
Melalui Piknik Bebas Plastik, anak muda Yogyakarta membuktikan bahwa gaya hidup minim sampah bisa dimulai dari ruang publik, secangkir kopi, dan tekad kolektif untuk menjaga bumi.
0 Komentar